Minggu, 08 Januari 2017

ETAP 12.6

Hasil Perencanaan ETAP dan Running ETAP

Ada 2 power Grid sepanjang 3 km yaitu dari GI Karangpilang ke GI Bambe untuk mengurai beban di bambe sebesar 55 MVA GI karangpilang dengan kapasitas 250 MVA dan rencana GI Bambe 2X60 MVA. berikut ini perencanaan Saluran Transmisi dan hasil simulasi ETAP:



PPT Perencanaan Saluran Transmisi

Dipublikasikan
TUGAS UAS TRANSMISI DAYA LISTRIK

Merencanakan Saluran Transmisi SUTT 150 kV menggunakan Aplikasi Etap 12.6

DOSEN : AGUS KISWANTONO



Abstrak

Energy listrik sangat penting perananya dalam kehidupan manusia. Pertumbuhan penduduk yang pesat mengakibatkan meningkatnya kebutuhan energy listrik di Indonesia. Oleh karena itu PLN sebagai penyedia energy listrik semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Salah satu langkah yang dilakukan yaitu dengan merencanakan membangun Gardu induk 150 kV Bambe. Dengan adanya rencana pembangunan gardu induk tersebut, perlu juga dilakukan perencanaan penyaluran energy listrik yaitu melalui saluran transmisi (SUTT) 150 kV.
Dalam Tugas Transmisi Daya listrik ini akan dibahas tentang perencanaan pembangunan saluran transmisi 150 kV sepanjang +/- 2.445.114 m mulai dari gardu induk 150 kV Karangpilang sampai Gardu induk 150 kV Bambe yang melalui 2 kota/kabupaten dan 3 kecamatan. Pembangunan SUTT 150 kV Bambe incomer direncanakan akan menyalurkan daya sebesar 400 MVA/sirkit. Dengan pembahasan tersebut diharapkan dapat diperoleh dasar peralatan penyaluran energy listrik melalui jaringan transmisi tegangan tinggi 150 kV yang tepat. Sehingga dapat dilakukan penyaluran energy listrik yang sesuai secara teknis dan ekonomis. Saluran transmisi 150 kV Bambe incomer ini diharapkan dapat mensuplai energy listrik dan meningkatkan kehandalan system kelistrikan didaerah kabupaten gresik dan kota Surabaya yang merupakan daerah perkembangan industry di wilayah masing-masing.




BAB 1
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH

Energi listrik sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia. Pertumbuha penduduk yang pesat  mengakibatka meningkatny kebutuhan energi  listrik.  Oleh  karena  itu PLN  sebagai penyedia energi  listrik  semaksima mungkin  untuk  memenuhi kebutuhan tersebut. Salah satu langkah yang dilakukan   yaitu dengan  merencanakan  membangun  Gardu Induk 150 kV Bambe. Dengan adanya rencana pembangunan gardu Induk tersebut, perlu juga dilakukan perencanaan penyalura energi  listrik  yaitu  melalui saluran transmisi  (SUTT)  150 kV yang   direncanakan akan  menyalurka daya  sebesar  400  MVA  /  sirkit sepanjang ± 2.445,114  m mulai dari Gardu Induk 150 kV Karangpilang  sampai Gardu Induk 150 kV Bambe (baru)    yang    melalui   2    Kota/Kabupaten     dan    3 Kecamatan.
Sebelum    pembangunan     saluran    transmisi diatas  tentu  saja  harus  memperhatikan  hal  -hal yang mempengaruhi  perancangan  peralatan  tegangan  tinggi yang  nantiny digunaka dalam  prose penyaluran energi  listrik  misalny kondisi  tanah  tempat  tower-tower,    jarak    antar kawat – kawat (konduktor), pemilihan  kawat  (konduktor)  yang  ekonomis,  jumlah isolator, perhitungan tarik andongan dari kawat yang dibentang, pentanahan kaki tower transmisi dan penentuan kawat pelindung petir. Sehingga hasil yang diharapkan dari perencanaan peralatan tegangan tinggi adalah dapat menghasilkan proses penyaluran energy listrik yang efektif dan efisien.

B.     PERUMUSAN MASALAH
Dari  uraian  tersebut,  permasalaha yang  timbul sebagai berikut:
a.    Bagaimana   menyalurka daya  untuk  mengurangi beban dari GI 150 kV Karangpilang dan GI 150 kV Waru.
b.      Bagaiman menentuka peralata salura udara tegangan tinggi 150 kV.
c.      Bagaiman menentuka siste pentanaha dari Overhead  Ground  Wire  dan  pentanahan kaki-kaki tower transmisi
d.     Bagaimana meminimalkan  dampak lingkungan dari pembanguna salura transmis SUT150 kV Bambe Incomer


C.    TUJUAN
Tujuan perancangan sistem penelitian  ini yaitu untuk mendapatkan perhitungan dan pemilihan peralatan saluran transmisi 150 kV yang sesuai secara teknis sehingga dapat menunjang pemenuhan kebutuhan energy listrik di daerah perkembangan industry di wilayah kabupaten Gresik dan Kota Surabaya


D.    BATASAN MASALAH
Dalam penelitian ini permasalahan akan dibatasi pada perencanaan peralatan saluran udara tegangan  tinggi  yang  digunaka untuk  menyalurkan energi  listrik  dari Gardu  Induk  150 kV Karangpilang sampai    Gardu    Induk    150    kV    Bambe    (baru). Menggunakan    teganga 15 kV  da perhitungan sistem pentanahan dari Ground Wire untuk melindungi kawapenghantar  dari sambaran petir dan pentanahan kaki- kaki tower transmisi.

E.     METODOLOGI
Metodologi yang digunakan dalam skripsi ini adalah:
· Studi pustaka.
Metodologi perpustakaan adalah sebuah cara mengumpulkan data dengan melalui media buku-buku atau sumber-sumber lain yang dapat kita temukan melalui media pustaka/perpustakaan baik itu perpustakaan nyata ataupun perpustakaan maya/e-library.
· Perancangan software.
Metodologi software adalah sebuah cara membangun alat melalui simulasi software.
· Pengujian sistem.
Pengujian dilakukan dengan melihat reaksi hubung singkat, load flow analisis dll.

  
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1  Konsep Perencanaan Jaringan Transmisi
Pusa -  pusa listri tenaga   it umumnya  terletak  jauh dari tempat - tempat dimana tenaga listrik itu digunakan  atau pusat - pusat beban (load centers), karena it tenag listri yandibangkitka harus dis alurkan melalui kawat - kawat atau saluran transmisi  kemudian    dengan  pertolongan    transformator    daya tegangan yang tadinya rendah yaitu 6 kV sampai 24 kV ditingkatkan ke tegangan  yang lebih tinggi  hingga  30 kV sampai 500 kV  (bahkan dinegara maju sampai 1000 kV).
Ada  dua  kategori  saluran  trasmisi  (overhead lines) dan sauran  kabel  tana
(underground   cable). Yang   pertam menyalurka tenag listri melalui kawat - kawat yang digantung  pada menara atau tiang transmisi dengan perantaraan  isolator - isolator, sedang kategori yang kedua menyalurkan tenaga listrik melalui kabel  - kabel yang ditanam dibawah permukaan tanah. Keduanya    mempunyai    keuntungan    dan    kerugian sendiri - sendiri,  dibandingkan  saluran  udara,  saluran bawah  tanah  tidak  terpengaruh   oleh  cuaca buruk. Lagipula,  saluran  bawah  tanah  lebih  estetis karena tidak mengganggu pemandangan.  Karena alasan terakhir.  saluran  bawah  tanah  lebih  disukai,  terutama untuk daerah  yang  padat  penduduknya  dan di kota  - kota besar. Namun  biaya  pembangunannya jauh lebih mahal    dibandingkan    dengan    saluran    udara,    dan perbaikannya  jauh  lebih sukar  bila  terjadi  gangguan hubung singkat dan kesukaran - kesukaran lain.
                                                                                                                                                                                                                                                            
2.2  Komponen Utama Jaringan Transmisi
Kompone -  kompone utama  dari  saluran transmisi terdiri dari :
a.        Menara  transmisi  atau  tiang  transmisi  beserta pondasinya
b.        Isolator – isolator
c.        Kawat penghantar (conductor)
d.        Kawat tanah (ground wire)

2.3  Perencanaan Pembangunan Tower Transmisi
Dalam merencanakan pembangunan tower ada beberapa tahapan antara lain meliputi; pembuatan pondasi tower, pemasangan stub, pemasangan struktur tiang transmisi, pemasangan isolator dan pemasangan konduktor.
2.3.1              Dasar pemilihan Tegangan
Pemilihan tegangan      salura transmisi berkaitan erat dengan  kapasitas  daya  yang disalurkan. Pada penyaluran  tenaga  listrik dengan  daya besar dan jarak yang relatif panjang,  banyak hal - hal yang perlu dipertimbangkan  terutama  ditinjau dari segi ekonomisnya seperti efisiensi,  losses,  factor  cuacajenis konduktor, temperature  dan lain  - lain.  Untuk  mengatasi  hal  itu, maka  dalam  transmisinya   biasanya  cenderung  untuk naikkan tegangannya  ketingkat tegangan yang lebih tinggi. Dengan cara ini maka daya guna penyaluran akan lebih efektif karena karena rugi – rugi transmisi dapat diturunkan.         
                                              
2.3.2              Pemilihan Ukuran konduktor
Perencanaan    suat jaringa jug meliputi penentuan  ukuran  tipe  konduktor.   Ukuran   dan tipe konduktor  ditentuka oleh  arus  yang  lewat  melalui konduktor, karena besar    penampang    konduktor berbandin lurus   denga kapasitas    kua arusnya. Maka makin besar kuat arus yang mengalir melalui saluran transmisi maka semakin  besar pula daya yang mampu dikirim oleh saluran transmisi.

Gambar Konduktor

2.3.3              Bundle Konduktor (Kawat Berkas)

Kawat  jenis  ini  terdiri  dari  dua  kawat atau lebih dalam satu fasanya masing - masing terpisah dengan jarak tertentu. Kawat ini mempunyai  kelebihan-kelebih dibandingkan kawat padat, karena dengan menggunak kawat  berkas  dapat  mengurang gejala  koronajuga kapasitasnya  lebih  besar serta  reaktansinya  lebih kecil.
Kawa berka (bundl conductor lebi tepa digunaka pada  teganga transmisi   dengan  tegangan diata 23 kV tetap dapa jug digunakan untuk tegangan transmisi yang lebih rendah apabila dibutuhkan kapasitas saluran transmisi yang lebih baik dan tinggi. Pada  penerapanny diperluka pula  perentang (spacer)    yang     berfungsi     untuk    menghindarkan terjadinya  tumbukan  antar sub konduktor karena gejala elektro mekanis  atau angin. 


Gambar Bundle Conductor

2.3.4              Perencanaan Isolasi Saluran transmisi

Dala siste tenag sanga dimungkinkan timbulnya    tegangan    lebih.    Tegangan   lebi dapat disebabkan oleh kilat dan switching. Berkenaan dengan tegangan  ini  erat sekali hubungannya  dengan  isolasi. Pada    perencanaan    jaringan    transmisi    perlu    juga mempertimbangkan jenis sertjumlah isolasyanakan digunakan.                                                                                 
Langkah-langka dalam  perencanaa isolasi adalah sebagai berikut:
A.    Dat Input   berupa    tegangan    sistem V (kV), konfiguras salura yan dipilih-KS  (horizontal ataukah  vertikal),  Tipe  Insulator  yang dipilih  (tipe string I atau string V ).                                                                
B.      Penentuan  tegangan  flashover  lightning  (Tegangan Critical  flashover) VCFO              dan tegangan flashover swhching (Tegangan withstand Switching Surge Crest),
C.      Perhitungan    koefisien    keamanan    k,   (koefisien keamanan  phasa tengah)    dan    k2 (koefisien keamanan phasa pinggir)
D.     Perhitungan jumlah isolator optimal   
Perhitungan ini dimaksudkan untuk menentukan jumlah    isolator    pada    tiap-tiap    yang mampu    menahan    tegangan    lebih    switching    dan lightning  pada  daerah  tertentu.
Gambar Isolator

2.3.5              Pentanahan Kaki Menara

Untuk    melindungi     kawat    fasa    terhadap sambaran  langsung  dari petir digunakan  satu atau dua kawat  tanah  yang  terletak  diatas  kawat  fasa  dengan sudut  perlindungan  lebih  kecil 18°. Dengan  demikian kemungkinan  terjadiya  loncatan  api  karena  sambaran petir  secara  langsung  dapat  diabaikan.  Kemungkin terjadiny loncata bali (bac flashover)    karena sambaran  kilat  secara  langsung  pada  puncak  menara atau    kawat    tanah    letap    masih    ada,    dan    untuk mengurangi  tahanan  kaki  menara  harus  dibuat  tidak melebihi  10 ohm. Tahanan  kaki menara 10 ohm dapat diperoleh  dengan menggunakan  satu atau lebih bata pengetanahan     (ground     road)     dan    atau     sistem counterpoise. Pemilihan        penggunaan        bata pengetanahan  dan atau sistem counterpoise  tergantung dari   tahana jeni tana dimana   menar transmisi tersebut berada.

Gambar Grounding
  


REFERENCES

1. Turan       Gonen,       Electric       of       Power  Transmission  System Engineering,  Mc Gr
Hill, 1988
2. Zuhal, Dasar Teknik Tegangan Listrik dan Elektronik Daya, Pustaka Utama, Jakarta 2000
3. Electric  Power  Research,  Transmission  Line Reference Book, 345 kV and above, 1987
4. www.google.com transmisi daya listrik.